Rabu, 05 Juni 2013

DAFTAR KAMPUNG INGGRIS

Duh dah lama gak ngeblog, hampir 3 bulan sampe" lupa kata sandinya tadi, tapi berkat bisikan eyang jadi kebuka lagi deh. Ok langsung saja, di entri aku kali ini aku mau review sedikit tentang pengalamanku yang mendaftar kampung inggris via online...

Pada tanggal 26 Mei kemarin aku daftar buat belajar di Kampung Inggris Pare via online lewat EUREKA TOUR, nah setelah semua formulir aku isi dari a sampe z dari atas sampe bawah selesai, singkat saja aku dapat email yang berisi lampiran invoice dan berstatus "UNPAID".. Whatttt, brarti suruh langsung bayar dong, agak kaget juga tapi ikut alur aja deh. Aku ambil paket english camp + les di Acces Es selama 2 minggu dengan biaya Rp. 450.000,- dan biaya pendaftaran Rp. 75.000,-, jadi bapakku transfer uang sebesar Rp. 525.000. Sesaat setelah itu aku langsung konfirmasi via sms kalo aku udah transfer. Gak lama kemudian aku dapat balesan kalo uangnya udah diterima, tak lama kemudian juga, handphone ku berbunyi yang pertanda email masuk dari Eureka tour. Isinya adalah lampiran yang berisi kwitansi sementara yang berstatus "PAID". Disitu juga dijelaskan maksimal 2 hari akan mendapat kopian kwitansi asli dari lembaga terkait pertanda bahwa pendaftaran berhasil, kalaupun kwitansinya dikirim lebih dari dua hari akan ada konfirmasi keterlambatan. Langsung girang dong akunya. 

1 hari 2 hari aku tunggu dengan sabarnya. Nah udah 2 hari ni aku nunggu tapi kok belum ada email masuk ataupun konfirmasi keterlambatan. Ya udah aku sms in tapi gak dibales, tiap hari aku sms tapi gak dibales. Sampe pada hari ke 5 setelah pembayaran aku sms buanyakkkkkk buangetttttttttttt, takut kalo ditipu atau apalah, mikirnya udah kejauhan.... Eh trus paginya hari Senin, 3 Juni 2013 dikirim tuh kwitansi aslinya. seneng banget kannnnn jadi berangkat ke kampung inggris. ini nih foto kwitansi aslinya dari lembaga Acces Es.... Tapi maklum aja sih ada terlambat, soalnya kan ini mau musim liburan, yang daftar pasti buannnyakkkk banget. Aku aja kalo gak libur mungkin gak daftar, hehehe...


Puas juga sama pelayanannya.
Tapi jangan ragu buat daftarin diri kamu lewat jasa EUREKA TOUR...
Kalo mau daftar klik aja daftar kampung inggris 

TERIMAKASIH EUREKA TOUR...
KAMPUNG INGGRIS, I'M COMINGGGGG......

Jumat, 22 Maret 2013

Menyesap NILAI MORAL dari cerita anak: "LEGENDA SITU BAGENDIT"

Dongeng "SITU BAGENDIT" menjadi cerita menjelang tidur yang akrab dengan masyarakat Indonesia. Situ ini terletak di Desa Begendit, Kecamatan Banyuresmi, Jawa Barat. Nama danau ini diambil dari seorang janda kaya raya yang tamak dan kikir. Karena ketamakannya janda tua itu mendapat pelajaran dari seorang kakek dengan menenggelamkan Begenda Endit dan seluruh harta kekayaannya. Sehingga muncullah danau itu... Berikut kisahnya...

====

Alkisah, 
Di sebuah desa terpencil di Jawa Barat, Hiduplah seorang janda muda yang kaya raya. Rumah yang ia tempatipun sangatlah besar dan mewah. Dia hanya hidup sendiri dan tak mempunyai seorang temanpun. "Wahhhh, aku sangat kaya. Aku adalah orang yang paling kaya di desa ini." Janda muda itu berkata sambil melototi emas da permata yang ia miliki. Tapi sayang sungguh disayang, ia mempunya perangai yang amat buruk. sebagian harta bendanya tidak pernah ia sumbangkan kepada orang lain. Jangankan untuk orang lain, untuk diri sendirinya saja ia harus berpikir dua kali untuk mengeluarkan hartanya. Padahal, banyak penduduk desa yang miskin. Mereka hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Kadangkala mereka merasa lapar dan tidak makan berhari-hari. Karena kekikiran janda itu, penduduk desa memanggilnya "Bagenda Endit", yang artinya perempuan kaya yang kikir.


Suatu hari, seorang perempuan tua yang sedang menggendong bayi datang
menghampirinya. “Bagenda Endit, kasihanilah kami! Sudah berhari-hari anak saya tidak makan,” kata perempuan itu memelas.
“Hai perempuan tua yang tidak tahu diri!! Enyahlah kau dari hadapanku!” bentak Bagenda Endit. Karena kasihan melihat bayinya, pengemis tua itu kembali memohon kepada janda kaya itu agar memberikan sesuap nasi untuk anaknya. Tanpa sepatah kata, Bagende Endit masuk ke dalam rumah. Alangkah senangnya hati perempuan tua itu, karena mengira Bagende Endit akan mengambil makanan. Tak berapa lama kemudian, Bagende Endit pun keluar. Namun, bukannya membawa makanan, melainkan sebuah ember yang berisi air dan tiba-tiba Bagende Endit menyiramkannya ke arah perempuan tua itu.

“Byuuurrr...! Rasakanlah ini hai perempuan tua!” seru Bagenda Endit.

Bagenda Endit memang tak mempunyai perasaan. Dia sama sekali tak mempunyai rasa kasihan pada perempuan tua dan anaknya. Bagenda Endit menjadi sangat marah. Kemudian, dia meminta perempuan tuan itu untuk pergi. Lalu Bangenda Endit menyeret perempuan itu keluar.

Keesokan harinya, beberapa warga datang ke rumah Bagenda Endit meminta air sumur untuk keperluan memasak dan mandi. Kebetulan di desa itu hanya janda kaya itulah satu-satunya yang memiliki sumur dan airnya pun sangat melimpah. Sementara warga di sekitarnya harus mengambil air di sungai yang jaraknya cukup jauh dari desa.
“Bagenda Endit, tolonglah kami! Biarkanlah kami mengambil air di sumur Bagenda Endit untuk kami pakai memasak. Kami sudah kelaparan,” iba seorang warga dari luar pagar rumah Bagenda Endit. "Hai, kalian semua! Aku tidak mengizinkan kalian mengambil air di sumurku! Jika kalian mau mengambil air, pergilah ke sungai sana!” usir Bagenda Endit.
Para warga tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, mereka pun terpaksa pergi ke sungai untuk mengambil air. Tak berapa lama setelah warga tersebut berlalu, tiba-tiba seorang kakek tua renta berdiri sambil memegang tongkatnya di depan rumah Bagenda Endit. Kakek itu juga bermaksud untuk meminta air tapi hanya untuk diminum.
“Ampun Bagenda Endit! Berilah hamba seteguk air minum. Hamba sangat haus,” iba Kakek itu. Bagenda Endit yang sejak tadi sudah merasa kesal menjadi semakin kesal melihat kedatangan kakek tua itu. Tanpa sepata kata pun, ia keluar dari rumahnya lalu menghampiri dan merampas tongkat sang kakek. Dengan tongkat itu, ia kemudian memukuli kakek itu hingga babak belur dan jatuh tersungkur ke tanah. Melihat kakek itu tidak sudah tidak berdaya lagi, Bagenda Endit membuang tongkat itu di samping kakek itu lalu bergegas masuk ke dalam rumahnya. Sungguh malang nasib kakek tua itu. Bukannya air minum yang diperoleh dari janda itu melainkan penganiayaan. Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, kakek itu berusaha meraih tongkatnya untuk bisa bangkit kembali. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, kakek itu menancapkan tongkatnya di halaman rumah Bagenda Endit. Begitu ia mencabut tongkat itu, tibatiba air menyembur keluar dari bekas tancapan tongkat itu. Bersamaan dengan itu, kakek itu pun menghilang entah ke mana. Semakin lama semburan air itu semakin besar dan deras. Para warga pun berlarian meninggalkan desa itu untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, Bagenda Endit masih berada di dalam rumahnya hendak menyelamatkan semua harta bendanya. Tanpa disadarinya, ternyata air telah menggenangi seluruh desa. Ia pun berusaha untuk menyelamatkan diri sambil berteriak meminta tolong.

“Tolooong.... Toloong... Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!” teriak Bagenda Endit meminta tolong sambil menggendong sebuah peti emas dan permatanya. Bagenda Endit terus berteriak hingga suaranya menjadi parau. Namun tak seorang pun yang datang menolongnya karena seluruh warga telah pergi meninggalkan desa. Janda kaya yang pelit itu tidak bisa lagi menyelamatkan diri dan tenggelam bersama seluruh harta kekayaannya. Semakin lama, desa itu terus tergenang air hingga akhirnya lenyap dan menjadilah sebuah danau yang luas dan dalam. Oleh masyarakat setempat, danau itu diberi nama Situ Bagendit. Kata situ berarti danau yang luas, sedangkan kata bagendit diambil dari nama Bagenda Endit.



====


Demikian cerita Legenda Danau Situ Bagendit dari daerah Jawa Barat. Hingga kini, Danau Situ Bagendit menjadi salah satu obyek wisata alam di Jawa Barat. Para pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan danau ini dengan rakit-rakit yang telah tersedia.

Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah jangan terlalu mencinta apa yang kita miliki yang memnyebabkan kita menjadi kikir dan serakah. Karena sesungguhnya kekikiran dan keserakahan terhadap harta benda dapat menyebabkan seseorang celaka.




Rabu, 20 Maret 2013

Review: MADIUN

Mungkin ada banyak yang belum tahu tentang kota Madiun, kota yang penuh dengan cerita, sejarah, bahkan makanan khasnya...

Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa TimurIndonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.



Gambar di atas adalah alum-alun kota Madiun (kiri atas). Lucu juga ya bentuknya tidak bujursangkar persis tapi agak ‘doyong’ sedikit ke arah kiri.
Gambar di bawah ini juga ada di Madiun. Ada sebidang tanah persegi empat dengan luas yang cukup besar posisinya diagonal dari arah timur laut – barat daya. Mengingat ini letaknya di tengah kota dan sekelilingnya sudah dipenuhi perumahan dan gedung-gedung lainnya, lokasi ini sangat mungkin sudah lama ada di sana (jaman Belanda mungkin?). Apa ya kira-kira peruntukan tanah ini? Kuburan kan? Tapi kenapa arahnya begini?

MAKANAN KHAS
1. Pecel
2. Brem
3. Rangginan
4. Pentol Corah
5. Dll

KESENIAN
1. Dongkrek
2. Tari Keris
3. Dll

Demikian sekilas tentang Madiun, semoga bermanfaat